Rabu, 26 April 2017

Tugas 4 Bagan Organisai Proyek

TUGAS 4

                          MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI

                                               (BAGAN ORGANISASI PROYEK)


Secara umum ada beberapa dasar dalam penyusunan struktur organisasi, antara lain:
  1. Berdasar produk. Perusahaan membagi organisasinya berdasarkan jenis produk yang dihasilkan
  2. Berdasar Lokasi. Perusahaan membagi organisasinya berdasarkan wilayah produksi atau wilayah pemasaran
  3. Berdasar Proses Perusahaan membagi organisasi berdasarkan proses produksi
  4. Berdasar Pelanggan Perusahaan membagi organisasi berdasarkan karakteristik pelanggan 
  5. Berdasar Fungsi. Perusahaan membagi organisasi berdasarkan fungsi-fungsi yang diperlukan dalam organisasi seperti pemasaran, produksi, keuangan dll.

Organisasi Proyek
        Berikut diberikan tiga bentuk organisasi proyek:
1.    Proyek Sebagai Bagian dari Organisasi Fungsional
1)    Proyek dipimpin oleh project expeditor

2)    Proyek dipimpin oleh project coordinator



Berikut plus minus bila organisasi proyek sebagai bagian dari organisasi fungsional:
Plus Minus
1)     Fleksibilitas tinggi dalam staffing
2)     Satu orang dengan keahlian tertentu dapat ditugaskan pada beberapa proyek yang berbeda
3)     Orang dengan keahlian berbeda dapat dikelompokkan dalam satu group
4)     Divisi fungsional yang bersangkutan dapat dijadikan basis bagi kelangsungan teknologi
5)     Divisi fungsional memiliki jalur-jalur karir dengan keahlian tertentu
1)     Klien tidak menjadi perhatian utama
2)     Divisi fungsional cenderung berorientasi pada aktivitas yang sesuai dengan fungsinya
3)     Kadang-kadang terjadi tidak adanya penanggungjawab khusus terhadap proyek
4)     Motivasi orang yang ditugaskan dalam proyek cenderung lemah
5)     Tidak memberikan pendekatan yang holistik terhadap proyek

2. Organisasi Proyek Murni
        Dalam hal ini proyek sebagai organisasi yang terpisah dari organisasi induk. Ia menjadi organisasi tersendiri dalam staf teknis tersendiri., adminsitrasi tersendiri dan ikatan dengan organisasi berupa laporan kemajuan atau kegagalan yang dilakukan secara periodik. Pimpinan proyek dapat melakukan pengadaan sumber daya dari luar seperti subkontraktor atau supplier selama sumber daya tersebut tidak tersedia atau tidak efektif dan efisien bila diselenggarakan secara internal.

Plus minus organisasi proyek antara lain:
Plus Minus
1.      Manajer proyek memiliki wewenang penuh
2.      Semua anggota tim secara langsung bertanggungjawab terhadap manajer proyek
3.      Rantai komunikasi menjadi pendek
4.      Terjadi pemanfaatan tenaga ahli dan proses kaderisasi bila ada proyek yang sejenis secara terus menerus
5.      Kewenangan yang terpusat maka pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat
6.      Adanya kesatuan komando
7.      Simpel dan mudah dilaksanakan
8.      Adanya dukungan menyeluruh terhadap proyek
1.      Memungkinkan terjadinya duplikasi sumberdaya
2.      Karena sifatnya yang berdiri sendiri maka menimbulkan biaya yang tinggi
3.      Adanya kemunginan terjadi penumpukan sumberdaya yang berlebihan
4.      Adanya masalah keberlangsungan sumberdaya manusia yang bekerja di proyek bila proyek telah selesai
5.      Ketidakkonsistenan prosedur dengan alasan memenuhi permintaan klien

3. Organisasi Matrik
        Dengan maksud meminimisasi kelemahan dan menggabungkan kelebihan dari organisasi fungsional dan organisasi murni, maka dikembangkan organisasi matrik. Organisasi matrik adalah organisasi proyek murni yang melekat pada divisi fungsional dalam organisasi induk.

 Plus minus dari organisasi matrik antara lain:
Plus Minus
1.      Proyek mendapat perhatian secukupnya
2.      Mudah mendapatkan orang yng professional karena organisasi matrik melekat pada unit fungsional organisasi induk
3.      Tidak terjadi duplikasi sumberdaya
4.      Tidak timbul masalah terkait keberlangsungan penggunaan sumbedaya bila proyek sudah selesai
5.      Dapat memberikan respon yang cept terhadap keinginan klienkonsistensi kebijakan dan prosedur terjaga karena mempunya akses perwakilan ke organisasi induk
6.      Memungkinkan adanya distribusi sumberdaya yang seimbang bila ada proyek yang bersamaan.
7.      Adanya pendekatan holistic terhadap pengejaan proyek sehingga dapat mengoptimalkan performan organisasi secara keseluruhan.
1.      Proyek yang dikelola oleh satu unit fungsional cenderung akan memposisikan divisi yang bersangkutan yang memegang pengamblan keputusan.
2.      Ada kemungkinan proyek terbengkalai karena adanya dua perintah dari dua manajer yakni manajer fungsional dan manajer proyek
3.      Adanya penggunaan sumberdaya yang sama untuk berbagai macam proyek dapat menimbulkan persaingan antar manajer proyek karena masing-masing ingin proyeknys sukses.
4.      Manajemen matrik melanggar prinsip utama dari manajemen lyakni kesatuan komando.



Memilih Bentuk Organisasi Proyek
        Kriteria/ pertimbangan untuk memilih organisasi proyek a.l:
1.    Frekuensi adanya proyek baru
2.    Lama waktu keberlangsungan suatu proyek
3.    Ukuran proyek
4.    Kompleksitas hubungan
5.    Ketidakpastian
6.    Keunikan
7.    Pentingnya faktor biaya
Berikut diberikan resume pilihan organisasi dan kondisi yang mensyaratkan pilihan tersebut:
No Bentuk organisasi Kondisi
1 Organisasi proyek murni Proyek-proyek berskala menengah dan besar dan memiliki kompleksitas tinggi. Hanya ada sedikit proyek dan diperlukan tenaga ahli dengan keterampilan khusus untuk memberikan perhatian penuh, Berisiko tinggi, penuh ketidakpastian, biaya dan waktu merupkn hal kritis
2 Organisasi matriks Ada sejumlah proyek yang dilakukan secara bersamaan dan sumberdaya fungsional digunakan secara part-time. Berisiko tinggi, penuh ketidakpastian, biaya dan waktu merupkn hal kritis
3 Bagian organisasi fungsional Proyek berskala kecil, melibatkan beberapa bidang fungsional, sedikit risiko, kepastian tinggi, factor biya dan waktu bukan hal kritis.





Tim Proyek
        Tim  proyek sering disebut Project Office. Project office menunjukkan dua pengertian:
1)    Tempat fisik dimana tim proyek berkumpul
2)    Sluruh staff pendukung manajer proyek.

1.    Manajer Proyek
1)    Peran dan tugas Manajer proyek
  • Mengintegrasikan kegiatan
  • Pusat komunikasi
  • Pengadaan dana, fasilitas dan orang
  • Agen perubah yang mempelopori pemakaian ide baru dan inovatif
2)    Tanggungjawab manajer Proyek
  • Merencanakan kegiatan
  • Mengorganisasi, memilih dan menempatkan orang-orang.
  • Mengorganisasi dan mengaloki sumberdaya
  • Memonitor status proyek
  • Mengidentifikasi maslah-masalah teknis
  • Titik temu dari stakeholder
  • Menyelesaikan konflik yang terjadi
  • Merekomendasikan penghentian atau pengerahan kembali sumber daya.
3)    Kompetensi dan orientasi manajer proyek
  • Karakteristik Personal seperti misalnya mempunyai fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi yang tinggi, mempunyai kemampuan memimpin dan punya inisiatif, percaya diri dan bias meyakinkan orang lain, punya disiplin, seorang generalis, dapat menemukan masalah sekaligus membuat keputusan, mampu menyeimbangkan antara masalah teknis dengan waktu, biaya dan factor manusia.
  • Keterampilan Perilaku. Keterampilan perilaku di sini seperti kemampuan menjadi pendengar yang baik, komunikator yang baik, bias membangun dan menjalin jaringan komunikasi informal, dapat membangun kepercayaan dalam tim, dan  menumbuhkan semangat tim
  • Memiliki kemampuan manajerial. Kemampuan manajerial dan operasional di sini contohnya adalah kemampuan dalam hal planning, organizing, coordinating, dan controlling..
  • Memiliki kompetensi teknis. Mengenai pekerjaan proyek yang ditangani.
  • Memiliki pengetahuan penggunaan alat-alat manajemen seperti estimasi biaya, cashflow, penganggaran

2.    Anggota Tim Proyek
Beberapa anggota tim antara lain:
1)    Contract Administrator
Bertugas mempersiapkan proposal, negosiasi, integrasi kontrak dan rencana proyek, dokumentasi masalah hokum, modifiki kontrak.

2)    Project Controller
Membantu manajer proyek dalam perencanaan, pengendalian, pelaporan, dan evaluasi.

3)    Project Accountant
Membantu pekerjaan akuntansi dan financial kepada manajer proyek, membantu mengidentifikasi tugas yang perlu dikendalikan, menyiapkan estimasi biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, menginvestigasi masalah-masalah financial.

4)    Customer Liason
Merupakan perwakilan teknis klien dalam tim proyek. Bereperan serta dalam pembahasan teknis dan mereview apa yang sedang berjalan dan membantu dalam perubahan kontrak.

5)    Production Coordinator
Merencanakan, memonitor dan mengkoordinsikan aspek-aspek produksi.

6)    Manajer Lapangan
Mengawasi pemasangan, pengujian, pemelihraan dan penyerahan hasil akhir proyek kepada pelanggan.

7)    Quality Assurance Supervisor
Mengatur dan membuat prosedur pemeriksaan untuk memastikan pemenuhan kualitas sesuai dengan yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

 www.academia.edu/12081729/STRUKTUR_ORGANISASI_PROYEK
 https://sites.google.com/site/operasiproduksi/organisasi-proyek
 Nurhayati. 2010. Manajemen Proyek. Graha Ilmu 

Tugas 3 Kerangka Kerja Manajemen Proyek Sistem Informasi

Tugas 3

Kerangka Kerja/Framework
  Matakuliah Manajemen Proyek Sistem Informasi
1.        Kerangka Kerja/Framework


Gambar Kerangka kerja/Framework
Keterangan:
a.       Stakeholder mempunyai proyek
b.      Proyek didelegasikan ke Manajer Proyek (Project Manager).
c.       Manajer Proyek mengelola atau memanage proyek tersebut.
d.      Pengelolaan proyek meliputi: scope management, time management, cost management, quality management, human resource management, communication management, risk management, procurement management dan diintegrasikan melalui project integration management (project management knowledge area).
e.       Penerapan tools, teknik dan metode terkait diterapkan pada knowledge area tersebut untuk memperoleh hasil yang diinginkan, yaitu suksesnya proyek.
Penjelasan mengenai kerangka kerja/framework adalah sebagai berikut:
a.        Stackholders
Merupakan pihak yang terlibat dalam aktifitas proyek, diantaranya sponsor, Manajer proyek, tim proyek, staff, supplier, pendukung projek. (Pemegang Proyek).
b.        Project Integration Management (Manajemen Tntegrasi Proyek)
Bertujuan untuk mengkoordinasi seluruh knowledge area pada manajemen proyek melalui Proses proyek. Manajemen integrasi memastikan seluruh elemen bersama menyelesaikan proyek dengan sukses pada waktu yang tepat. Berikut ini adalah aktivitas utama pada manajemen integrasi :     
        1. Pengembangan rencana proyek, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh rencana proyek sehingga terbentuk dokumen yang sesuai dan konsisten
2.     Pelaksanaan rencana proyek, menyelesaikan rencana proyek dengan melaksanakan aktivitas – aktivitas yang ada di dalam rencana tersebut
3.     Pengendalian perubahan yang terintegrasi, mengkoordinasikan perubahan– perubahan keseluruhan proyek
Tujuan utama dari rencana proyek adalah menfasilitasi tindakan. Rencana proyek akan memberikan pengenalan atau sedikit ulasan mengenai proyek, deskripsi mengenai bagaimana proyek diorganisir, manajemen dan proses – proses teknis yang digunakan pada proyek, serta bagian – bagian yang menjelaskan pekerjaan apa saja yang akan dilakukan, informasi jadwal, dan informasi anggaran.
c.         Scope Management (Manajemen Ruang Lingkup)
Scope Management (Manajemen Ruang Lingkup) adalah acuan semua pekerjaan yang termasuk harus dikerjakan dalam rangka menghasilkan produk proyek, beserta proses-proses yang dilakukan untuk membuat produk yang dimaksud.Manajemen Ruang Lingkup mengacu pada seluruh pekerjaan yang terlibat dalam pembuatan produk suatu proyek dan aktivitas – aktivitas yang digunakan dalam pembuatan produk tersebut. Manajemen ruang lingkup proyek terlibat dalam pendefinisian dan pengendalian mengenai apa yang harus ada dan tidak ada dalam proyek selain itu memastikan bahwa tim proyek dan para Stakeholder memiliki pemahaman yang sama mengenai produk yang dihasilkan oleh proyek serta aktivitas - aktivitas yang dilakukan pd proses nanti. Aktivitas yg termasuk dalam manajemen ruang lingkup proyek adalah :
         1. Inisiasi, melakukan otorisasi pada organisasi untuk memulai proyek atau beralih pada fase proyek  selanjutnya. Output dari proses inisiasi adalah perjanjian kontrak yg merupakan dokumen kunci yang secara  formal mengakui keberadaan dan menyediakan ulasan luas mengenai sebuah proyek.
  1. Perencanaan ruang lingkup, mengembangkan dokumen yang berguna sebagai basis pengambilan keputusan di masa mendatang, termasuk kriteria dalam menentukan apakah suatu proyek atau fase telah lengkap. Tim proyek akan membuat pernyataan mengenai ruang lingkup dan rencana manajemen ruang lingkup sebagai hasil aktivitas perencanaan ruang lingkup.
  2. Definisi ruang lingkup, pembagaian deliverables (produk yang dibuat sebagai bagian dari proyek) proyek utama menjadi komponen – komponen yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola
  3. Verifikasi ruang lingkup, menyusun penerimaan dari ruang lingkup proyek. Para Stakeholder kunci sebuah proyek, seperti customer dan sponsor, secara formal menerima deliverables proyek selama aktivitas ini.
  4. Pengendalian perubahan ruang lingkup, mengendalikan perubahan yang terjadi pada ruang lingkup. Perubahan ruang lingkup, tindakan koreksi, dan refleksi atau pelejaran yang dipelajari merupakan output dari aktivitas ini.
d.   Project Time Management (Manajemen jadwal proyek)
Tidak jarang ditemui proyek teknologi informasi yang gagal dalam menyatukan rencana mengenai ruang lingkup, waktu dan biaya. Para manajer menyebutkan bahwa menyelesaikan proyek tepat waktu merupakan tantangan besar bagi mereka.Para manajer juga menyebutkan isu mengenai jadwal yang merupakan alasan utama sehingga terjadi konflik dalam proyek pada keseluruhan Proses. Tim proyek sering membandingkan waktu penyelesaian yang terencana dengan yang nyata terjadi tanpa meminta persetujuan perubahan rencana proyek padahal waktu merupakan satu variable yang memiliki fleksibilitas paling sedikit. Karena waktu terus berlalu tanpa memperdulikan apa yang terjadi pada proyek.
Berdasarkan penjelasan tersebut, hal apakah yang harus ada pada manajemen jadwal proyek, dan bagaimana manajer proyek meningkatkan performa pada area ini?. Manajemen waktu proyek, meliputi aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk memastikan penyelesaian proyek tepat pada waktunya. Aktivitas-aktivitas utama yang merupakan bagian dari manajemen jadwal proyek adalah :
          1. Pendefinisian aktivitas, mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas secara spesifik yang harus dilakukan oleh anggota tim proyek dan para Stakeholder sehingga menghasilkan produk-produk proyek.
  1. Rangkaian aktivitas, mengidentifikasikan dan mendokumentasikan hubungan antara aktivitas-aktivitas proyek.
  2. Perkiraan durasi aktivitas, memperkirakan jumlah periode kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas individu atau tunggal.
  3. Pengembangan jadwal, menganalisis rangkaian aktivitas, memperkirakan durasi aktivitas, dan kebutuhan-kebutuhan sumber daya untuk membentuk jadwal proyek.
  4. Pengendalian jadwal, mengendalikan dan mengatur perubahan-perubahan pada jadwal proyek.
e.    Project Cost Management (Manajemen biaya proyek)
Seperti halnya pengaturan jadwal proyek, proyek teknologi informasi juga memiliki kesulitan dalam manajemen biaya karena proyek ini dikenal sebagai proyek yang mahal dan sering melampaui batas anggaran ketika proyek berakhir. Para professional teknologi informasi paham bahwa kebanyakan perkiraan biaya awal untuk proyek dirasa rendah berdasarkan kebutuhan-kebutuhan proyek, sehingga diakhir proyek pastilah terjadi pembengkakan biaya. Perkiraan lain terjadinya pembengkakan biaya adalah kebanyakan proyek teknologi informasi menggunakan teknologi atau proses bisnis baru. Teknologi maupun proses bisnis yang masih baru kebanyakan belum teruji dan beresiko.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah manajemen biaya proyek yang lebih baik.Manajemen biaya proyek meliputi aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk memastikan proyek diselesaikan sesuai dengan anggaran yang disetujui. Manajer proyek harus memastikan bahwa proyek didefinisikan dengan baik, memiliki perkiraan waktu dan biaya yang akurat, memiliki biaya yang realistis pada saat persetujuan dibuat. Terdapat 4 (empat) aktivitas utama dalam manajemen biaya proyek:
         1. Perencanaan sumber daya, memperkirakan sumber daya (manusia, perlengkapan, atau material) serta jumlah setiap sumber daya yang harus digunakan untuk melakukan aktivitas proyek.
  1. Perkiraan biaya, mengembangkan pendekatan atau perkiraan biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
  2. Anggaran biaya, mengalokasikan keseluruhan perkiraan biaya pada satuan kerja untuk membangun dasar (baseline) untuk mengatur performa.
  3. Pengendalian biaya, mengendalikan perubahan-perubahan pada anggaran proyek.
f.     Project Quality Management (Manajemen kualitas proyek)
Manajemen kualitas proyek merupakan knowledge area yang sulit untuk didefinisikan. ISO mendefinisikan kualitas sebagai “totalitas karakteristik dari sebuah kesatuan yang berhubungan dengan kemampuanya untuk kebutuhan kepuasan”. Para ahli lainnya mendefinisikan kualitas berdasarkan keselarasan terhadap kebutuhan dan kesesuaian untuk digunakan. Keselarasan terhadap kebutuhan berarti proses-proses dan produk proyek tersebut sesuai dengan spesifikasi tertulis. Sedangkan kesesuaian untuk digunakan berarti produk dapat digunakan sebagiamana mestinya.
Tujuan utama dari manajemen kualitas proyek adalah memastikan bahwa proyek akan memuaskan kebutuhan. Kualitas hendaknya dipandang sejajar dengan ruang lingkup, waktu dan biaya proyek. Jika para Stakeholder tidak puas dengan kualitas manajemen proyek atau produk yang dihasilkan, tim proyek akan melakukan penyesuaian pada ruang lingkup, waktu dan biaya untuk memuaskan kebutuhan dan harapan Stakeholder.
Untuk meraih kepuasan Stakeholder, tim proyek harus mengembangkan hubungan kerja yang baik dengan seluruh Stakeholder dan memahami kebutuhan mereka baik yang diungkapkan maupun tertulis. Terdapat tiga aktivitas utama dari manajemen kualitas proyek:
1       1. Perencanaan kualitas, mengidentifikasikan standard kualitas yang sesuai dengan disain proyek dan bagaimana memuaskannya.
  1. Jaminan kualitas, evaluasi periodic terhadap keseluruhan performa proyek untuk memastikan proyek akan memuaskan standard kualitas yang relevan.
  2. Pengendalian kualitas, memonitor hasil proyek tertentu untuk memastikan hasil tersebut sesuai denga standard kualitas relevan serta mengidentifikasikan cara untuk meningkatkan kualitas keseluruhan.
g.     Project Human Resource Management (Manajemen sumber daya manusia proyek)
Organisasi yang proaktif berusaha memenuhi kebutuhan sumber daya manusia saat ini dan mendatang, misalnya, meningkatkan bonus, mengatur ulang jumlah jam kerja dan insentif, serta mencari pekerja untuk masa depan.
Manajemen sumber daya manusia sebuah proyek meliputi aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas pekerja yang terlibat dalam proyek. Manajemen sumber daya manusia meliputi seluruh Stakeholder proyek : sponsor, pelanggan, anggota tim proyek, staf pendukung, pemasok(supplier) yang mendukung proyek, dan sebagainya. Terdapat tiga aktivitas utama dalam manajemen sumber daya manusia suatu proyek:
          1.Perencanaan organisasi, pengidentifikasian, penugasan, dan pendokumentasian peran, tanggung jawab, serta hubungan pelaporan suatu proyek.
  1. Akusisi staf, mendapatkan personil yang akan ditempatkan dan bekerja dalam proyek.
  2. Pengembangan tim, membangun keahlian individu maupun kelompokn untuk memantapkan performa proyek.
h.   Project Communications Management (Manajemen komunikasi proyek)
Para ahli setuju bahwa ancaman kesuksesan proyek, terutama pada proyek teknologi informasi, adalah kegagalan komunikasi. Faktor-faktor seperti keterlibatan pelanggan, dukungan manajemen eksekutif, dan pernyataan kebutuhan yang jelas, sangat tergantung pada keahlian komunikasi terutama dengan personil pada bidang selain teknologi informasi.
Tujuan manajemen komunikasi sebuah proyek sebenarnya adalah untuk memastikan ketepatan waktu dan kelayakan dalam melakukan pembuatan, koleksi, penyebaran, penyimpanan, dan penyusunan informasi proyek. Aktivitas-aktivitas dalam manajemen komunikasi sebagai berikut :
1.         1. Perencanaan komunikasi, memperkirakan kebutuhan informasi dan komunikasi Stakeholder : siapa membutuhkan informasi apa, kapan mereka membutuhkannya, dan bagaimana informasi diberikan.
  1. Distribusi informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi Stakeholder proyek pada waktu tertentu.
  2. Pelaporan performa, mengumpulkan dan menyebarkan informasi performa, termasuk laporan status, pengukuran kemajuan dan peramalan.
  3. Penutupan administrative, yaitu membuat, menyatukan, dan menyebarkan informasi untuk menyusun fase atau kelengkapan proyek.
i.      Project Risk Management (Manajemen resiko proyek)
Manajemen resiko proyek adalah seni dan ilmu dalam melakukan identifikasi, analisis, dan penanganan terhadap resiko melalui Proses proyek dengan tujuan utama memenuhi tujuan proyek. Manajemen resiko berdampak positif pada pemilihan proyek, menetapkan ruang lingkup proyek, dan mengembangkan jadwal realistis serta memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan. Selain itu juga membantu Stakeholder proyek memahami sifat proyek, membantu anggota tim dalam mengungkapkan kelemahan dan kekuatan yang ada, serta membantu mengintegrasikan knowledge area lain pada manajemen proyek.
Resiko menurut definisi kamus berarti kemungkinan mengalami kekalahan atau kerugian. Definisi ini menggaris bawahi sisi negatif yang sering kali dikaitkan dengan resiko. Resiko proyek sendiri merupakan pemahaman permasalahan potensial yang mungkin terjadi pada proyek dan bagaimana permasalahan tersebut menghalangi kesuksesan proyek.
Sasaran manajemen resiko proyek dapat dipandang sebagai tindakan meminimalkan resiko-resiko yang potensial selagi memaksimalkan kesempatan-kesempatan yang mungkin bias diraih. Aktivitas-aktivitas utama yang ada pada manajemen resiko adalah:                                                          1. Perencanaan manajemen resiko, memilih pendekatan dan rencana aktivitas-aktivitas manajemen resiko bagi proyek.
  1. Identifikasi resiko, memutuskan resiko mana yang akan mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan karakteristik setiap resiko.
  2. Analisis resiko secara kualitatif, melakukan karakteristik dan menganalisis resiko serta memprioritaskan dampak mereka terhadap tujuan proyek.
  3. Analisis resiko secara kuantitatif, mengukur kemungkinan dan konsekuensi resiko serta memperkirakan dampaknya terhadap tujuan proyek.
  4. Perencanaan penanganan resiko, pengambilan langkah untuk menambah peluang dan mengurangi ancaman untuk memenuhi tujuan proyek.
  5. Pemantauan dan pengendalian resiko, yaitu memantau resiko yang diketahui, mengidentifikasi resiko baru, mengurangi resiko, dan mengevaluasi efektifitas pengurangan resiko pada keseluruhan hidup proyek.
j.     Project Procurement Management (Manajemen pengadaan proyek)
Pengadaan adalah usaha mendapatkan barang-barang dan/atau jasa dari sumber luar. Istilah pengadaan lebih sering digunakan pada pemerintahan; kebanyakan perusahaan swasta menggunakan istilah pembelian atau purchasing; dan para profesional teknologi informasi menyebutnya Outsourcing.
Kesuksesan proyek teknologi informasi yang menggunakan sumber daya dari luar biasanya dikarenakan manajemen pengadaan yang baik pada sebuah proyek. Manajemen pengadaan proyek meliputi aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang dan jasa bagi proyek dari luar organisasi terkait. Aktivitas-aktivitas utama pada manajemen pengadaan tersebut adalah :                         1. Perencanaan pengadaan, memutuskan apa yang akan diadakan dan kapan
  1. Perencanaan permohonan, mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan produk dan mengidentifikasikan sumber daya yang potensial.
  2. Permohonan, memilih pemasok-pemasok potensial yang ada
  3. Administrasi kontrak, mengatur hubungan dengan pemasok
  4. Pengakhiran kontrak, penyempurnaan dan penyelesaian kontrak.
k.   Tools dan Teknik Manajemen Proyek
1.         Work Breakdown Structure (WBS) adalah suatu metode pengorganisasian proyek menjadi struktur pelaporan hierarkis. WBS digunakan untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi lebih detail. Hal ini dimaksudkan agar proses perencanaan proyek memiliki tingkat yang lebih baik.
2.         Project Network Diagram adalah diagram rangkaian aktifitas yang dikerjakan dari awal sampai akhir project.
3.         Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan. 
4.         Program Evaluation and Review Technique (PERT) adalah suatu model jaringan yang mampu memetakan waktu penyelesaian kegiatan yang acak. PERT dikembangkan pada akhir tahun 1950-an untuk proyek U.S. Navy's Polaris yang memiliki ribuan kontraktor.
5.         Gantt chart adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan Tugas-tugas pada Proyek serta Jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan.
Precedence Diagram Method adalah alat untuk penjadwalan kegiatan dalam rencana proyek yaitu jaringan kerja yang termasuk klasifikasi Activity On Node (AON). Disini kegiatan dituliskan dalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.
2.        Lima Tahapan Metodologi Tradisional
a.        Intianting Proyek
Adalah mengawali proyek, mmemberikan gambaran global suatu proyek dalam bentuk definisi proyek (meliputi scope, tujuan, waktu,biaya, informasi lainnya)
Pelaksanaannya    : manajer proyek dan tim proyek
Tujuannya            : Menentukan tujuan proyek secara rinci
Outputnya   : Terpilihnya manajer proyek dan teridentifikasi pihak-pihak yang berkepentingan/stackholder
b.        Planning Proyek
Adalah merencanakan proyek yang dimaksud dalam bentuk dokumen “Project Management Plan” atau deskripsi detail dari definisi proyek yang telah dibuat.
Tujuannya            : Mendefinisikan ruang lingup proyek, detail jadwal, dan dana
Outputnya                        : Kontrak tim dan mengidentifikasi resiko/penanggulangannya.
c.       Executing Proyek
Adalah melaksanakan perencanaan proyek tersebut dalam suatu aksi/tindakan yang merupakan tindak lanjut dari apa yang telah dituangkan dalam “Project Management Plan”
Tujuannya            : Merealisasikan perencanaan Proyek
Outputnya            : Mengimplementasikan solusi dari permasalahan yang ada
d.      Controlling Proyek
Adalah pengontrolan terhadap kegiatan atau aktifitas-aktiftas suatu proyek.
Tujuannya           : Memastikan tercapai tujuan proyek apakah sesuai dengan target yang telah ditentukan
Outputnya            : Terukurnya kualitas proyek dan masalah terselesaikan.
e.      Closing Proyek
Adalah merupakan akhir dari serangkaian kegiatan proyek, intinya tahapan penutupan proyek ini berupa memberikan laporan tentang hasil-hasil dari suatu rangkaian aktifitas-aktifitas proyek yeng telah dilaksanakan.
Tujuannya            : Secara formal mengakhiri proyek dengan semua pihak yang terlibat di dalam suatu proyek termasuk tim proyek juga.
Outputnya       : Menutup kontrak baik kepada stackholder/tim proyek, serahtrima proyek, dokumentasi, service.
Daftar Pustaka
https://putrichairina.com/2015/11/24/struktur-organisasi-dalam-manajemen-proyek-serial-manajemen-proyek/

Tugas 2 Manajemen Proyek Sistem Informasi

Tugas 2

Peranan Manajemen Dalam Proyek Sistem Informasi
  Matakuliah Manajemen Proyek Sistem Informasi


A.      Pengertian Manajemen
Manajemen menurut bahasa berasal dari Manus (Bahasa latin) yang berarti tangan atau Manage (Bahasa Perancis) yang berarti memerintahkan, atau Magegio (Bahasa Perancis) yang berarti pengurusan atau Me’Nizy – Mant (Bahasa Inggris) yang berarti Pengelolaan / ketatalaksanaan. Sedangkan menurut istilah, beberapa ahli manajemen mengemukakan argumennya. Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management” mengemukakan, “Manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain”.
Soekanto Reksohadiprodjo, “Manajemen suatu usaha merencanakan mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tujuan organisasi secara efisien dan efektif terwujud”.
Prof. Dr. Mr. Prayudi Atmo Sudirjo, Manajemen sebenarnya merupakan paduan daripada kerja (work) dan kepemimpinan (leadership). Manajemen di negara-negara berkembang, tekanannya masih diletakan pada leadership, sedangkan di negara-negara maju, tekanannya pada system atau dengan tepatnya sebagai alat untuk “menyelesaikan segala sesuatu dengan melalui suatu team”.
George R. Terry dalam buku dengan judul “Principles of Manajemen” memberikan definisi: “ Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. (POAC)
B.       Peranan Manajemen Dalam Proyek Siste Informasi
Pada era sekarang ini kita banyak  menemukan contoh adanya proyek, baik itu proyek skala kecil maupun besar, proyek komersial maupun pelayanan umum. Pembangunan pelabuhan, pembangunan bandar udara dan lain-lain disebut proyek, sementara itu kegiatan manusia yang lain seperti menanam padi, pembayaran gaji bulanan dan pelaksanaan perkuliahan tidak dinamakan proyek. Apa yang dimaksud dengan proyek? Jawaban dari pertanyaan ini dapat dilihat dari aspek tujuan, siklus hidup, kompleksitas, keunikan dan konflik sumber daya yang terjadi.
1.        Tujuan
Suatu proyek biasanya mempunyai suatu aktivitas yang berlangsung dlam waktu tertentu dengan hasil akhir tertentu. Proyek dapat dibagi dalam sub-sub pekerjaan yang harus diselesaikan untuk memcapai tujuan proyek secara keseluruhan.
2.        Kompleksitas
Proyek biasanya melibatkan beberapa fungsi organisasi karena diperlukan bermacam-macam keahlian dan bakat dari berbagai disiplin ilmu.
3.        Keunikan
Suatu proyek mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dari apa yang sudah dikerjakan sebelumnya.
4.        Tidak permanen
Proyek adalah aktivitas temporer artinya suatu proyek memiliki batasan waktu tertentu
5.        Ketidakbiasaan
Proyek biasanya menggunakan teknologi baru dan memiliki elemen yang tidak pasti dan beresiko.
6.        Siklus Hidup
Selama proses, proyek akan melewati beberapa fase yang disebut siklus hidup proyek
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proyek adalah suatu jenis program yang disusun secara terperinci sebagai suatu bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dan didalamnya secara konkrit ditetapkan tujuan dan hasil yang akan dicapai, lokasi jelas, organisasi pelaksana, biaya dan jadwal waktu serta anggarannya tertuang dalam suatu dokumen
C.      Komponen Proyek
Suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yang mendukung yaitu :
1.        Kemampuan
Berhubungan dengan pengetahuan tentang projek yang akan dikerjakan, kemampuan dalam mengerjakan proyek tersebut, dan pengalaman yang dibutuhkan yang bertujuan untuk mengurangi faktor resiko yang terjadi dari suatu proyek yang akan dikerjakan
2.        Perangkat Bantu
Alat bantu yang dibutuhkan oleh seorang manajer proyek untuk meningkatkan kemampuan menangani suatu proyek dalam bentuk perangkat lunak maupun perangkat keras, seperti dalam hal dokumentasi, perencanaan, permodelan, audit maupun pengevaluasian proyek.
3.        Proses
Adalah suatu teknis dan urutan kebutuhan yang dapat di monitor dan di kontrol dalam waktu tertentu meliputi waktu, dana, kualitas, resiko maupun bidang garapan proyek.
D.      Manajemen Proyek
Secara tradisional pengertian manajemen adalah meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penempatan orang, pengendalian dan pengarahan. Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumberdaya tertentu. Manajemen Proyek mempergunakan personil untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek
1.        Ciri-ciri Manajemen Proyek
Mekanisme proyek dalam hubungannya dengan pengelolaan, organisasi dan sumber daya mempunyai ciri-ciri tertentu sebagai berikut :
a.    Memimpin organisasi proyek dan beroperasi secara independen.
b.    Pembawa tunggal untuk mencapai satu tujuan proyek.
c.    Memerlukan bermacam-macam keahlian dan sumber daya.
d.   Bertanggung jawab menyatukan orang-orang dari berbagai fungsi/disiplin yang bekerja.
e.    Memfokuskan pada ketepatan waktu dan biaya.
2.        Macam-macam Proyek
a.    Proyek Kapital
Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk pembebasan tanah, pembelian peralatan, pemasangan fasilitas dan konstruksi gedung
b.    Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bisa penemuan produk baru, temuan alat baru dll. proyek ini dapat muncul dilembaga komersial maupun pemerintah
c.    Proyek yang berhubungan dengan manajemen service
Proyek ini sering uncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa berupa perancangan struktur organisasi, pembuatan sistem informasi manajemen, peningkatan produktifitas perusahaan.
3.        Batasan suatu proyek
Batasan suatu proyek menurut teori klasik menyatakan bahwa proyek terdiri atas 3 hal yaitu :
a.       Ruang Lingkup
b.      Waktu
c.       Dana
Seiring dengan perkembang jaman, manajemen proyek memiliki beberapa batasan yang mencakup :
 a.       Ruang Lingkup
 Ruang lingkup proyek meliputi tata cara untuk menentukan waktu proyek dimulai, perencanaan              lingkup proyek yang akan di garap, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut di mulai.
b.      Waktu
Meliputi tata cara mendefinisikan suatu aktifitas, menentukan urutan-urutan kejadian atas proyek, mendefinisikan durasi/lama waktu dari setiap pekerjaan, pengembangkan suatu skedul serta merencanakan kontrol atas skedul tersebut
c.       Dana
Meliputi tata cara untuk merencanakan sumber dana proyek, mengestimasikan harga dan sumber daya, mendefinisikan budget, serta mengontrol keuangan
d.      Kualitas
Meliputi kegiatan perencanaan kualitas, perencanaan jaminan atas suatu kualitas berdasarkan standar tertentu, serta pengontrolan atas kualitas
e.       Resiko
Meliputi perencanaan atas manajemen resiko, mengidentifikasikan resiko yang timbul dari suatu proyek, menganalisa kuantitatif dan kualitatif suatu resiko, merencanakan tindakan yang akan diambil dari suatu resiko yang timbul serta memonitor setiap resiko yang mungkin muncul dari suatu proyek
f.       Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia meliputi kegiatan perencanaan atas sumber daya manusia yang akan mengerjakan proyek, perekrutan tenaga kerja, serta pembangunan team
g.      Logistik
Manajemen logistik meliputi tahapan perencanaan kebutuhan sumber daya untuk kegiatan proyek, perencanaan tender, proses tender dan penentuan pemenang tender, administrasi atas kontrak pembelian, dan tata cara penutupan kontrak.

h.      Komunikasi
Meliputi kegiatan perencanaan komunikasi atas level sumber daya, distribusi informasi, laporan kemajuan proyek dan pembuatan administrasi akhir proyek sebelum diserah terimakan.
i.        Manajemen Integrasi
Merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan pengembangan, perencanaan tata pelaksanaan suatu proyek dan kontrol atas perubahan secara terintegrasi dari suatu proyek
E.       Kebijakan dan Perencanaan Proyek Sistem Informasi :
Sistem Informasi memiliki pengertian suatu sistem yang memiliki fungsi menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan pihak user. Komponen yang termasuk sistem informasi meliputi infrastruktur hardware, Software dan ketersediaan sumber daya manusia bidang teknologi informasi. Proyek sistem informasi mencakup sebagian atau keseluruhan dari rangkaian aktivitas rekayasa pembangunan sistem informasi.
Contoh-contoh proyek sistem informasi:
1.        Proyek sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan pemilu
2.        Proyek pembangunan infrastruktur E-Government di Jawa Tengah
3.        Proyek pengembangan sistem CRM (Customer Relationship Management) pada di PT Garuda.
4.        Proyek pembangunan sistem E-business pada PT. Global Jaya.
5.        Proyek penjualan elektronik (E-Commerce)
Beberapa perbedaan karakteristik proyek sistem informasi dibandingkan dengan proyek bidang lain adalah sebagai berikut :
1.      Memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang bersifat intangible (tidak dapat diraba/perkirakan, tidak dapat dinyatakan secara jelas) seperti perangkat lunak, database, jaringan yang sulit untuk mengukur nilai manfaat dari produk tersebut.
2.      Melibatkan teknologi yang sangat cepat usang, karena perkembangan yang sangat cepat.
3.      Membutuhkan beragam sumber daya manusia dengan keahlian dan kompetensi yang beragam
4.      Ukuran yang dijadikan standar sulit dibakukan, karena sulit mengukur kualitas yang dimengerti berbagai pihak secara seragam.
Suatu sistem informasi dapat dikembangkan karena adanya kebijakan dan perencanaan telebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik, pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tanpa adanya kebijakan pengembangan sistem oleh manajemen puncak, maka pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan dari manajemen puncak tersebut.
1.        Kebijakan Sistem
Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan oleh manajemen puncak karena manajemen menginginkan untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama atau sistem lama mempunyai kelemahan (masalah) perencanaan sistem menyangkut estimasi (penafsiran, perkiraan, pendapat atau penilaian) sumberdaya (kebutuhan-kebutuhan fisik dan tenaga kerja) dan biaya. Perencanaan sistem terdiri dari perencanaan jangka pendek (periode 1–2 tahun) dan jangka panjang (periode sampai 5 tahun).
Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem, departemen pengembangan sistem atau depertemen pengolahan data.
2.        Proses Perencanaan Sistem
Proses perencanaan sistem dapat dikelompokkan dalam tiga proses utama, yaitu :
a.       Merencanakan proyek-proyek sistem
1)        Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan.
2)        Mengidentifikasi proyek-proyek sistem.
3)        Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem.
4)        Menetapkan kendala proyek-proyek sistem (mis. Batasan biaya, waktu, umur ekonomis, peraturan yang berlaku).
5)        Menetukan prioritas proyek-proyek sistem.
6)        Membuat laporan perencanaan sistem.
7)        Meminta persetujuan manajemen.
b.         Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan, persiapan ini meliputi :
1)        Menunjuk team analis (dapat berasal dari departemen pengembangan yang ada atau dari luar perusahaan (konsultan).
2)        Mengumumkan proyek pengembangan system.
c.           Mendefinisikan proyek-proyek sistem yang dikembangkan
Melakukan studi untuk mencari alternatif pemecahan terbaik yang paling layak untuk dikembangkan. Tahapan yang dilakukan yaitu :
1)        Mengidentifikasi kembali ruang lingkup dan sasaran proyek system.
2)        Melakukan studi kelayakan.
3)        Menilai kelayakan proyek system.
4)        Membuat usulan proyek system.
5)        Meminta persetujuan manajemen.
3.    Perkiraan Proyek Sistem Informasi
Sekarang biaya merupakan elemen yang paling penting dan mahal dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Perkiraan biaya yang salah atau kurang tepat dapat mengurangi keuntungan atau malah kerugian. Perkiraan biaya sistem informasi dan usaha tidak dapat dihitung dengan tepat, karena banyak variabel (manusia, teknikal, lingkungan) yang mempengaruhinya. Untuk mencapai perkiraan biaya dan usah yang dapat diandalkan, digunakan pilihan sebagai berikut :
a.     Memperkirakan waktu yang paling lama dari pengerjaan proyek.
b.     Perkiraan berdasarkan pada proyek yang sama.
c.     Menggunakan teknik dekomposis.
d.     Menggunakan satu atau lebih model empiris.
Memperkirakan waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan merupakan bagian yang paling sulit, untuk itu butuh pengalaman dalam memperkirakan waktu yang diperlukan. Penjadwalan tugas-tugas (kegiatan) dapat menggunakan :
a.    Grafik Gantt
Merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang mewakili setiap tugas (kegiatan) dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan panjang relatif tugas-tugas yang dikerjakan.
b.    Diagram PERT (Program Evaluation and Review Techniques)
Suatu program (proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan tanda panah yang kemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatan-kegiatan terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-kemajuan saat proyek telah dijalankan. Diagram PERT lebih baik dari Gantt, karena :
1)        Mudah mengidentifikasi tingkat prioritas.
2)        Mudah mengidentifikasi jalur kritis dan kegiatan-kegiatan kritis.
3)        Mudah menentukan waktu kendur.
4)        Penjadwalan proyek berbasis komputer.
Menggunakan PC untuk membuat jadwal proyek lebih praktis dan menguntungkan. Contoh program penjadwalan yaitu Ms Project, Symantec’s Timeline dan Computer Associates’ CA-Super Project. Proses pengembangan sistem informasi dikembangkan oleh pelaku-pelaku yang dapat dikatagorikan dalam 5 kelompok :
a.    Manajer senior, yang bertugas mendefinisikan permasalahan-permasalahan bisnis dan sangat berpengaruh pada proyek tersebut.
b.    Manajer proyek (teknik), yang merencanakan, memotivasi, mengorganisasi dan mengontrol orang-orang yang bekerja dalam proyek tersebut (praktisi).
c.    Praktisi, adalah orang yang mempunyai kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk sistem informasi (program aplikasi).
d.   Pelanggan, adalah orang yang membutuhkan sistem informasi (PL) tersebut.
e.    Pengguna akhir, orang yang berinteraksi dengan sistem informasi (PL) yang dikaitkan dengan penggunaan produk.
Sedangkan contoh Manajemen Proyek antara lain:
1.    Proyek pembuatan Robot
2.    Proyek Pembuatan Website
3.    Proyek Pembuatan Software
4.    Proyek Pembuatan Aplikasi

 

F.       Metodologi Umum Pelaksanaan Proyek Sistem Informasi (Metodologi Generik)

Pengembangan sebuah sistem informasi dalam sebuah perusahaan dilakukan dengan pendekatan manajemen proyek (project management). Lepas dari berbagai variasi proyek-proyek teknologi informasi yang ada – seperti pembuatan aplikasi, penerapan perangkat lunak, konstruksi infrastruktur jaringan, dan lain sebagainya – metodologi yang dipergunakan secara umum adalah sama. Setidak-tidaknya ada enam buah tahapan yang harus dilalui: perencanaan, analisa, desain, konstruksi, implementasi, dan pasca implementasi. Masing-masing konsultan atau para praktisi teknologi informasi biasanya memiliki variasinya masing-masing yang secara prinsip tidak lepas dari keenam langkah metodologi di atas.
Secara umum, proyek-proyek sistem informasi dalam perusahaan atau organisasi dapat dikategorikan dalam 3 kelompok besar.
a.       Proyek yang bersifat pembangunan jaringan infrastruktur teknologi informasi, menyangkut hal-hal mulai dari pengadaan dan instalasi computer sampai dengan perencanaan dan pengembangan infrastruktur jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network).
b.      Implementasi dari paket program aplikasi yang dibeli di pasaran dan diterapkan di perusahaan, mulai dari software kecil seperti produk-produk retail Microsoft sampai dengan aplikasi terintegrasi berbasis ERP, seperti SAP dan BAAN.
c.       Perencanaan dan pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri secara khusus (customized software), baik oleh internal perusahaan maupun kerja sama dengan pihak luar seperti konsultan dan software house.
Daftar Pustaka
Rosdiana, A. 2010. Materi perkuliahan Semester IV matakuliah Manajemen untuk prodi Teknik Informatika UIN SGD Bandung.
Uriawan, Wisnu. 2010. Materi perkuliahan Semester IV Matakuliah Rekayasa Perangkat Lunak untuk Prodi Teknik Informatika UIN SGD Bandung.
http://dwimustikawati.blogspot.com/2008/06/manajemen-perangkat-lunak.html